Kali ini saya akan membahas tentang Hubungan Otomotif Dengan Fisika.Sorry kalau materinya ada yang saya copy hehehe... Langsung aja...
1. Gerak Harmonik Sederhana
Gerak Harmonik Sederhana adalah gerak bolak balik secara teratur melalui titik keseimbangannya dengan banyaknya getaran benda dalam setiap sekon selalu sama atau konstan.
Setiap gerak yang terjadi secara berulang dalam selang waktu yang sama disebut gerak periodik. Karena gerak ini terjadi secara teratur maka disebut juga sebagai gerak harmonik. Apabila suatu partikel melakukan gerak periodik pada lintasan yang sama maka geraknya disebut gerak osilasi/getaran. Bentuk yang sederhana dari gerak periodik adalah benda yang berosilasi pada ujung pegas. Karenanya kita menyebutnya gerak harmonis sederhana.
2. Kaca Plan Paralel
Pembiasan cahaya berarti pembelokan arah rambat cahaya saat melewati bidang batas dua medium bening yang berbeda indeks biasnya. Pada Hukum I Snellius berbunyi, “sinar datang, sinar bias, dan garis normal terletak pada satu bidang datar. Sedangkan Hukum II Snellius berbunyi, “jika sinar datang dari medium renggang ke medium rapat (misalnya dari udara ke air atau dari udara ke kaca), maka sinar dibelokkan mendekati garis normal. Jika sebaliknya, sinar datang dari medium rapat ke medium renggang (misalnya dari air ke udara) maka sinar dibelokkan menjauhi garis normal”.
Kaca plan paralel atau balok kaca adalah keping kaca tiga dimensi yang kedua sisinya dibuat sejajar
Persamaan pergeseran sinar pada balok kaca : Keterangan :
Persamaan pergeseran sinar pada balok kaca : Keterangan :
d : tebal balok kaca, (cm)
i : sudut datang, (°)
r : sudut bias, (°)
t : pergeseran cahaya, (cm)
i : sudut datang, (°)
r : sudut bias, (°)
t : pergeseran cahaya, (cm)
3. Gaya gesek statis
Gaya gesek statis adalah gesekan antara dua benda padat yang tidak bergerak relatif satu sama lainnya. Seperti contoh, gesekan statis dapat mencegah benda meluncur ke bawah pada bidang miring. Koefisien gesek statis umumnya dinotasikan dengan μs, dan pada umumnya lebih besar dari koefisien gesek kinetis.
Gaya gesek statis dihasilkan dari sebuah gaya yang diaplikasikan tepat sebelum benda tersebut bergerak. Gaya gesekan maksimum antara dua permukaan sebelum gerakan terjadi adalah hasil dari koefisien gesek statis dikalikan dengan gaya normal f = μs Fn. Ketika tidak ada gerakan yang terjadi, gaya gesek dapat memiliki nilai dari nol hingga gaya gesek maksimum. Setiap gaya yang lebih kecil dari gaya gesek maksimum yang berusaha untuk menggerakkan salah satu benda akan dilawan oleh gaya gesekan yang setara dengan besar gaya tersebut namun berlawanan arah. Setiap gaya yang lebih besar dari gaya gesek maksimum akan menyebabkan gerakan terjadi. Setelah gerakan terjadi, gaya gesekan statis tidak lagi dapat digunakan untuk menggambarkan kinetika benda, sehingga digunakan gaya gesek kinetis.
4. Lensa cembung
Lensa adalah benda bening yang dibatasi oleh dua bidang lengkung.Lensa cembung berbentuk tebal dibagian tengahnya dan tipis di bagian tepinya.Lensa cembung disebut juga lensa konvergen atau konveks atau positif.
1. Bentuk- bentuk lensa cembung
1) Bikonveks atau cembung- cembung (cembung rangkap)
2) Plan – konveks atau cembung datar
3) Konkaf – konveks atau cembung cekung
2. Ciri – ciri lensa cembung
a. Mengumpulkan cahaya (konvergen)
b. Fokusnya bernilai positif (+)
3. Melukis bayangan benda pada lensa cembung
a. Benda di ruang III (di belakang titik M )
Sifat bayangannya: nyata,terbalik,diperkecil
b. Benda di ruang II ( antara F – M)
Sifat bayangannya: nyata, terbalik, diperbesar
c. Benda di ruang I
Sifat bayangannya: maya, tegak, diperbesar
1) Bikonveks atau cembung- cembung (cembung rangkap)
2) Plan – konveks atau cembung datar
3) Konkaf – konveks atau cembung cekung
2. Ciri – ciri lensa cembung
a. Mengumpulkan cahaya (konvergen)
b. Fokusnya bernilai positif (+)
3. Melukis bayangan benda pada lensa cembung
a. Benda di ruang III (di belakang titik M )
Sifat bayangannya: nyata,terbalik,diperkecil
b. Benda di ruang II ( antara F – M)
Sifat bayangannya: nyata, terbalik, diperbesar
c. Benda di ruang I
Sifat bayangannya: maya, tegak, diperbesar
5. Alat ukur
Pengukuran yang akurat merupakan bagian yang penting dalam fisika. Pada saat melakukan pengukuran digunakan alat ukur yang sesuai dengan obyek yang akan diukur. Misalnya mengukur panjang, menggunakan mistar, jangka sorong, mikrometer sekrup. Untuk mengukur massa digunakan neraca Ohause, dan untuk mengukur waktu digunakan stopwatch. Dengan demikian mengukur dapat diartikan membandingkan suatu besaran dengan besaran lain sejenis yang dipakai sebagai satuan[1].
Penggunaan alat ukur pada setiap pengukuran ditentukan oleh kegunaan, batas ukur dan ketelitian alat ukurnya. Sebagai contoh untuk mengukur massa suatu benda yang diperkirakan sebesar 50 kg, maka alat timbangan yang digunakan minimal memiliki batas ukur senilai massa benda itu. Timbangan tersebut harus memiliki ketepatan pengukuran yang baik, sehingga hasil pengukuran sesuai dengan keadaan sesungguhnya dan simbol-simbol yang terdapat dalam alat ukur memiliki arti masing-masing yang menjelaskan penggunaan alat ukur tersebut.
6. Hukum Hooke
Pada tahun 1676, Robert Hooke mengusulkan suatu hukum fisika yang menyangkut pertambahan sebuah benda elastic yang di kenai gaya. Hukum tersebut di beri nama “Hukum Hooke”. Hukum Hooke menyatakan hubungan antara gaya yang meregangkan pegas dan pertambahan panjang (X), didaerah yang ada dalam batas kelentingan pegas. Konstanta (K) adalah suatu tetapan perbandingan yang disebut tetapan pegas yang nilainya berbeda untuk setiap pegas.Tetapan pegas adalah gaya per satuan tambahan panjang. Satuannya dalam SI adalah N/m
Tidak ada komentar:
Posting Komentar